Sunday, November 30, 2008

Apa Saja Manfaat KB ?


http://pictures.directnews.co.uk/liveimages/Pregnant+woman_732_18190813_0_0_10936_300.jpg

KB dapat mencegah munculnya bahaya akibat:

-Kehamilan terlalu dini

-Kehamilan terlalu “telat”Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan

-Jarak kehamilan terlalu dekat

-Terlalu sering hamil dan melahirkan

KTD ( KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN).

http://pictures.directnews.co.uk/liveimages/Pregnant+woman_732_18190813_0_0_10936_300.jpg

Pada kenyataannya ada kehamilan tidak diinginkan di tengah –tengah masyarakat, bukan saja dijaman sekarang ini tapi sudah sejak dulu. Baik kehamilan ini tidak diinginkan oleh penyembuh atau penolong medis karena membahayakan nyawa ibu, maupun tak diinginkan oleh si ibu sendiri atau keluarga maupun masyarakat dengan alas an sosial, kultural atau ekonomi.

Nah, bagaimanakah solusi dari kehamilan tak diinginkan ini. Untuk di seluruh dunia jalan keluar dari permasalahan ini sering mendapat jalan tidak mulus. Sehingga si ibu atau keluarga sering mengunakan cara cara tersendiri yang sangat berbahaya atau meminta pertongan secara sembunyi sembunyi kepada penolong yang tidak professional, disamping beberapa memberikan jalan bijak dengan adopsi anak atau ditampung pada lembaga khusus.

Pertolongan oleh penolong yang tidak profesional dapat berakibat fatal sehingga terjadi kesakitan ( Morbiditas ) ibu atau kematian ( Mortalitas) ibu oleh karena terjadi perdarahan, infeksi dan perlukaan organ dalam ( genitalia, usus dan kandung kemih ). Peristiwa ini disebut abortus tidak aman ( UnSafe Abortion ).

Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia , kejadian ini banyak memakan korban wanita wanita Indonesia, maklum pada waktu itu belum banyak ada tenaga medis maupun fasilitas fasilitas medis. Hal ini mengundang keprihatinan pemerintah Belanda sehingga dibuat undang undang anti aborsi di Indonesa yang melarang tindakan aborsi. Di Indonesia

Nah, pada saat ini sudah banyak ada tenaga tenaga medis yang professional di bidangnya dan sudah banyak terdapat fasilitas fasilitas medis ( rumah sakit) dan kenyataannya masalah klasik tersebut yaitu KTD masih ada dimasyarakat, tetapi undang undang warisan Belanda itu masih di berlakukan. Hal ini mengundang terjadinya abortus tidak aman ( Un Safe Abortion ) dengan segala konskwensi dan komplikasinya karena akses wanita untuk mendapat pelayanan yang aman tertutup.

WHO ( th 2000) memperkirakan 2/3 kehamlan didunia merupakan KTD yaitu sekitar 50 juta /tahun. Sebanyak 60 % mendapat pertolongan aman dan 40 % ( 20. juta) mendapat pertolongan tidak aman. Hal ini menyumbangkan angka kematian ibu 15-20 %. Diperkirakan sekitar 700.000 wanita/ ibu meninggal pertahun akibat abortus tak aman, yaitu 1 diantara 10 kehamilan atau 1 diantara 7 kelahiran. Sembilan puluh ( 90 %) terjadi di negara negara berkembang yang merupakan 15 kali angka kematian dibanding di negara maju.

Di Indonesia kejadian abortus sekitar 2-3 juat/tahun yang menyumbangkan angka kematian ibu 10 % ( Affandi, 1999), 13 % ( Wiknjosastro, 1980) dan 15-20 % ( Kodim 1999).

Angka pasti sulit didapat serena merupakan persetujuan korban dan pelaku yang dilakukan secara sembunyi sembunyi, sehingga dijuluki Tragedi Fatal yang Tersembunyi ( Affandi).

Abortus Tidak Aman merupakan tindakan pengakhiran kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak berkompten dalam bidangnya ( tenaga medis atau non medis ) dan menggunakan metode atau cara cara yang tidak memenuhi prosedur dan persyaratan medis, yang dilakukan di tempat tempat yang tidak memenuhi persyratan keamanan secara medis dan tanpa mengindahkan usia kehamilan serta komplikasi komplikasi yang ditimbulkan sebagai akibatnya..

Abortus aman dilakukan oleh sebuah team penolong yang profesional dan berkompten dibidangnya, dikerjakan di sebuah instansi pengobatan yang resmi, dengan menggunakan peralatan yang profesional dan memenuhi persyaratan medis serta pada uisa kehamilan dibawah 12 minggu. Team terdiri dari dokter ahli OBGYN, Anaesthesia, Psikolog dan konsellor.

Secara umum alasan KTD ada beberapa jenis

KTD Medis : KTD yang membahayakan keselamatan ibu seperti ibu penyakit jantung, gagal ginjal, koma ( enchephalopati Wernicke ) dan lainnya. Dilakukan konseling terlebih dahulu dan tergantung persetujuan dan keputusan ibu.

KTD Sosial : si ibu sendiri tidak menginginkan kehamilannya karena alasan anak cacat berat, hamil diluar nikah, memang tak ingin punya anak. Penolakan keluarga : ibu kelainan jiwa berat (Shizophrenia), ibu keterbelakangan mental ( Embesil), Incest, Pemerkosaan, Remaja sekolahan dll.

KTD Ekonimi : Belum bekerja, gagal KB, anak sudah banyak penghasilan pas –pasan, belum diperbolehkan hamil oleh instansi tempat bekerja ( sebagai persyaratan), anak masih kecil dll.

KTD Kultural : kakak belum menikah, beda agama, orang tua tak setuju, kehamilan membawa sial ( Hongsui ?), sedang melakukan upacara agama ? ( Bali) dll.

Tapi sering alasan KTD tersebut tumpang tindih antara sosial dan ekonomi.

Dengan adanya kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita maka wanita berhak untuk mengatur jarak kelahiran , menginginkan dan menolak kehamilan. Wanita berhak mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang setinggi tinginya termasuk kesehatan reproduksi.

Beberapa kendala dan solusi KTD :

1. Kurang mempunyai pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

2. Kurang mendapat imformasi yang lengkap dari provider tentang cara kerja alat alat kontrasepsi ( Alkón).

3. Kurang mendapat akses untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi karena : jarak geografis, alkon tak terbeli ( untuk masyarakat kurang mampu /MISKIN seharusnya masih disubsidi oleh pemerintah/ belum KB Mandiri).

4. Pengaruh Fornografi melalui media cetak atau elektronik yang gampang diakses, terutama berbahaya untuk remaja.

5. Kurikulum pembelajaran sekolah lanjutan sebaiknya disisipkan dengan materi kesehatan reproduksi remaja.

6. Pembinaan keluarga Harmonis perlu ditingkatkan.

7. Pendalaman Agama yang superfisial..

8. Belum terdapat alat kontrasepsi yang ideal yang memberikan perlidungan kehamilan seratus persen, dengan efeks samping yang ringan, murah dan mudah cara pemakaiannya. Sehingga pelayanan kontrasepsi belum memuaskan.

9. Lalai dalam menggunakan alat kontrasepsi.

10. Kemajuan tehnologi kedokteran menyebabkan mampu mendeteksi kelainan janin secara dini.

11. Rekayasa bayi tabung yang menghasilkan kehamilan multiple, sehingga sering dilakukan fetal reduksi untuk mendapatkan kwalitas yang lebih baik.

Solusi menurunkan abortus tak aman :

1. Undang undang anti aborsi yang ada ditinjau kembali

2. Pelayanan kontrasepsi ditingkatkan

3. Cegah fornografi.

Di dunia terjadi perdebatan dan pertentangan antara kelompok PRO LIFE ( yang melarang aborsi ) dan PRO Choise ( yang setuju aborsi ). Untuk di negara negara maju yang kaya kita perlu mendukung perjuangan Pro Life, tapi untuk di negara negara berkembang yang masih miskin perlu dipertimbangkan perjuangan Pro Choise demi peningkatan kwalitas hidup bagi anggota keluarga yang sedang menjalani kehidupan dan bagi yang akan dilahirkan.

Jika abortus dilakukan tanpa keinginan ibu alias atas desakan orang kedua atau ketiga ( kecuali ibu kelainan jiwa atau keterbelakangan mental ), baik dilakukan secara aman atau tidak aman , dengan tujuan menguntungkan pihak kedua atau ketiga , hal ini dapat dikatakan suatu tindakan persekongkolan kriminal. Karena ada unsur pemaksaan. Ibu dapat melaporkan kepada pihak yang berwajib sebagai suatu tindakan KEKERASAN REPRODUKSI, baik sebelum ataupun sesudah abortus.

KEGUGURAN ( MISCARRIAGE)

http://homepage.mac.com/bronwenhyde/.Pictures/365days/174_Pregnant.jpg

Setiap kehamilan mempunyai risiko keguguran spontan 15 %. Banyak keguguran tak terdeteksi karena terjadi sebelum menstruasi terlambat (50%). Keguguran dibawah usia kehamilan 12 minggu sekitar 80 %. Angka kejadian yang pasti sulit didapat.

1. DEFINISI

2. PENYEBAB

3. GEJALA KLINIS

4. PROSES

5. TAMPILAN KLINIS

6. PENANGANAN

7. KOMPLIKASI.

  1. DIFINISI

Berakhirnya atau terhentinya kehamilan sebelum mencapai usia kehamilan 22 minggu atau dengan berat badan janin kurang dari 500 gr, disertai dengan pengeluaran sebagian atau seluruh hasil konsepsi tersebut.

  1. PENYEBAB.

2.1 .Faktor Janin.

    1. Kelainan kromosom.

Kelainan ini 60 % pada trimestre pertama. Kelainan berupa aneuploidi, polipoloidi dan trisomi. Kelainan kromosom pada usia kehamilan selanjutnya makin berkurang, hanya 7 % pada usia kehamilan 24 minggu.

    1. Pengaruh lingkungan.

Lingkungan endometrium yang buruk sehingga janin mengalami kurang oksigen dan nutrisi.

.

    1. Pengaruh luar. Trauma, radiasi,virus dan obat-obatan. Pengaruh ini disebut teratogen..

2.2.. Kelainan placenta.

Kelainan pada villi chorealis berupa endarteritis.

2.3. Faktor ibu.

a. Infeksi.

Penyakit kronis : Brusellosis, Campylobacter, Toxoplasmosis, Listeria monocytogenes, Chlmydea Trachomatis.

Penyakit akut (mendadak) : Pneumonia, Tifus Abdominales, Pielonephritis, Malaria dll.

b. Kelainan Endokrin.

Hyper / Hypothyroid, Diabetes dan defisiensi Progesteron.

c. Kelainan Genital.

Kelainan bawaan rahim : Bekornus, Unikornus, Didelphys. Tetumbuhan rahim : Myoma uteri dan Serviks Incompten ( mulut rahim mengannga) sebab : dilatasi berlebihan, konisasi, amputasi, robekan serviks luas tak dijahit dan kelainan bawaan.

d. Lain-lain.

Hipertensi, incompabilitas Rhesus, ABO, ganguan psikologis, Malnutrisi, Merokok, Alkohol, Kopi, Obat-obatan. Laparotomi dan Peritonitis.

2.4. Paktor ayah.

Sedikit diketahui. Kelainan kromosom spermatozoa, virus Herpes Simplex dan Adenovirus pada semen ditengarai dapat menyebabkan keguguran.

3. GEJALA KLINIS.

a. Telat haid .

b. Ada tanda-tanda hamil. Test kehamilan positif atau USG ada tanda perdarahan disidua.

c. Perdarahan pervaginam.

Perdarahan mula-mula sedikit kemudian bertambah banyak, warna merah segar. Dapat berlangsung lama. Kadang –kadang ada gumpalan kecoklatan seperti daging.

d. Nyeri perut bawah. Nyeri derajat berat disertai perdarahan yang semakin banyak.

e. Periksa dalam ada atau tidak bukaan mulut rahim.


4. PROSES.

Setiap keguguran didahului oleh proses perdarahan pada Desidia Basalis kemudian jeringan sekitar nekrosis dan hasil konsepsi terangkat dari implantasinya.

Hasil konsepsi biasanya keluar semuanya ( Abortus Kompletus ) pada usia kehamilan dibawah 8 minggu karena Villa Chorealis belum tumbuh terlalu dalam kedalam Desidia.

Pada usia kehamilan 8-14 minggu Placenta tidak terlepas semuanya karena Villi Chorealis sudah cukup dalam ( Abortus Incomplet ).

Pada usia kehamilan lebih 14 mingghu, proses pengeluaran hasil konsepsi menyerupai persalinan miniatur dan biasanya seluruh hasil konsepi keluar.

Bila yang keluar berupa kapsul bekuan darah yang berisi cairan disebut Mola Kruenta. Bila menyerupai daging berwarna merah kehitaman disebut Mola Karnosa. Bila berisi bekuan darah kehitaman berbenjol-benjol, karena hematoma pada lapisan khorion disebut Mola Tuberosa. Bila membusuk disebut Maserasi. Bila berupa gumpalan daging yang gepeng, karena tekanan kontraksi rahim yang lama disebut Fetus Kompresus. Bila pipih seperti kertas disebut Fetus Papiraseus.

5. TAMPILAN KLINIS.

ABORTUS IMINENS

Hasil konsepsi masih utuh dalam rahim, belum ada bukaan pada mulut rahim. Disebut keguguran mengancam. Disarankan istirahat, suplentasi hormone Progesteron atau HCG belum jelas tampak manfaatnya.

ABORTUS INSIPIENS

Keguguran sedang berlangsung dengan nyeri perut derajat berat serta ada pembukaan mulut rahim, perdarahan dapat banyak. Penanganan dengan membantu mengosongkan hasil konsepsi ( Evakuasi) dengan AVM ( aspirasi vacuum manual ) atau sendok kuret.


ABORTUS INCOMPLIT

Hasil konsepsi sebagian keluar dan sebagian tertahan . perdarahan denagn rasa sakit yang sudah berkurang atau hilang. Evakuasi sisa jaringan dengan medikamentosa atau alat tergantung banyaknya sisa jaringan konsepsi yang tertinggal dalam rahim serta banyaknya / derajat perdarahan yang terjadi.

ABORTUS KOMPLIT

Hasil konsepsi sudah keluar semuanya, dikontrol dengan USG

ABORTUS HABITUALIS.

Keguguran beruntun sebanyak 3x atau lebih. Dilakukan ekplorasi untuk mencari kausa/ penyebabnya. Pengobatan tergantung hasil eksplorasi yang didapat.

ABORTUS INFEKSIOSUS/ SEPTIK

Keguguran yang disertai tanda tanda infeksi genitalia seperti demam, takikardi, perdarahan pervaginam yang berbau, rahim yang membesar, lembek serta nyeri tekan. Darah sel Leukosit meningkat.

ABORTUS TERTAHAN ( MISSED ABORTION)

Tertahannya hasil konsepsi yang sudah mati didalam rahim sampai diatas

8 minggu. Bisa terjadi gangguan pembekuan darah dan DIC..(Desiminated Intravascular Coagulation )


6. PENANGANAN.

Tergantung tampilan klinis keguguran yang terjadi. Bisa dengan medikamentosa seperti Prostaglandin, atau Uterotonika saja , atau dilakukan tindakan pembedahan dengan AVM maupun Kuretase. Kecuali pada Abortus Iminens dipertahankan. Pada Abortus Infeksiosus kadang –kadang sampai dilakukan pembedahan Histerektomi untuk menyelamatkan nyawa ibu. Penanganan pada Abortus tertahan ( Missed abortion ) hati hati karena bisa terjadi gangguan pembekuan darah.

6. KOMPLKASI.

Komplikasi meliputi perdarahan, infeksi dan perlukaan organ genitalia dalam atau organ yang dekat dengan genitalia seperti usus atau kandung kencing. Komplikasi terjadi bila terlambat mendapat pertolongan medis atau dilakukan pertolongan secara tidak aman ( Unsafe Abortion) oleh tenaga yang bukan medis atau medis bukan ahli dibidangnya dengan tidak mengindahkan prosedur prosedur medis yang profesional.

Komplikasi jangka lama berupa : nyeri perut menahun ( Cronic Pelvis Pain), penurunan kesuburan ( Fertility), dan hamil dilatar kandungan ( Ectopic Pregnancy)

KEGUGURAN BERUNTUN

The image “http://www.childbirthconnection.com/images/40-weeks-pregnant-internal.gif” cannot be displayed, because it contains errors.


Keguguran atau miscarriage adalah berakhirnya masa kehamilan dengan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi sebelum mencapai usia kandungan 22 minggu atau dengan berat janin dibawah 500 gr.

Kehamilan normal mempunyai risiko untuk gugur sebanyak 15 %, tapi sebanyak 85% pasutri yang pernah mengalami keguguran satu kali berakhir dengan kehamilan cukup bulan..

Mereka yang pernah mengalami keguguran 2 kali mempunyai risiko keguguran ulangan 5 % sedangkan yang 3 kali atau lebih 1 %.

Bagi pasutri yang mengalami keguguran 3 kali atau lebih secara berturut turut baik pada usia kehamilan dibawah 6 minggu ( Early Pregnancy Lost) atau diatas usia kandungan 6 minggu ( Clinical Pregnancy) disebut keguguran beruntun atau Repeated Pregnancy Lost ( RPL). Kejadian ini akan menimbulkan kekecewaan dan rasa kehilangan serta berbagai gangguan emosi lainnya pada pasutri (pasangan suami istri). Walaupun penanganan keguguran secara medis dapat memberikan kesembuhan fisik dengan cepat tetapi tidak begitu adanya dengan masalah phsikis. Kenangan buruk yang berulang ulang akan menyebabkan banyak kekawatiran terhadap kehamilan yang akan datang.

Pasutri akan bertanya tanya mengenai apakah penyebabnya ¿. Sedangkan dokter tidak selalu dapat menemukan penyebabnya walupun telah dilakukan pemeriksaan yang ekstensip

Beberapa hal yang ditengarai dapat menjadi penyebab keguguran beruntun antara lain :

1. Kelainan bentuk rahim.

Kelainan bentuk rahim, sering karena kelainan bawaan atau ada tetumbuhan rahim ( myoma uteri ), terutama myoma submukosa. Kelainan ini ditemukan berkisar 15 % pada keguguran beruntun.

Adapun kelainan bawaan tersebut antara lain uterus Bekornus, Didelphys atau Unikornus ( rahim setengah). Kelainan lain adalah Serviks Incompten ( mulut rahim yang terbuka ).

Cara menemukan kelainan ini dengan pemeriksaan : HSG dengan sinar x ( tapi tak dianjurkan karena traumatik). Sonohysterografi dengan USG dan cairan yang dimasukkan kerongga rahim lebih aman. Pemeriksaan lainnya USG transvaginal (TVS), Magnetic Resonan Imaging (MRI), Hysteroscopy ( endoskopi untuk meneropong ruang rahim) dan Laparoscopy ( endoscopy meneropong rongga perut).

2. Kelainan kromosom:

Bisa disebabkan karena kelainan kromosom salah satu atau kedua orang tua seperti Balanced Translocation atau Robertsonian Trans location), sebanyak 3% dari kelainan ini dapat hamil cukup bulan. Tak ada pengobatan untuk kelainan ini. Biasanya dokter akan menganjurkan program bayi tabung ( IVF ) dan dilakukan seleksi sel sebelum embrio ditanamkan ( PGD = Preimplantation Genetic Diagnosis). Jadi embro yang cacat secara genetik tidak ditanam. Tapi kalau tanpa IVF sudah hamil dilakukan prenatal diagnosis dengan CVS ( Chorion Villous Sampling) pada usia 11-13 minggu, bila ada kelainan genetik dilakukan konseling.

Kelainan lain ádalah Aneuploidy, sering karena pada usia tua karena ada penurunan kualitas germ sel.

3. Endokrin/ Hormonal

Kelainan endokrin yang diduga sebagai penyebabnya antara lain Hypothyroid atau Hyperthyroid dan Diabetes Mellitas tetapi dengan kontrol yang ketat dan substitusi hormon yang tepat biasanya masalah akan dapat diatasi. PCOS ( Follikel Cyst Ovary Syndrome ) dapat menyebabkan keguguran beruntun diduga karena kadar Androgen yang tinggi dan resistensi Insulin (PAI-1 ) yang tinggi, yang menyebabkan gangguan pembekuan darah, aliran darah ke Follikel terganggu . Pengobatan dengan Metformin sebaiknya dihentikan saat hamil. Hal lainnya ádalah LPD ( Lutheal Fase Defect ) karena rendahnya produksi hormon progesteron oleh Corpus Lutheum. Tapi hal ini belum jelas karena pemberian Progesteron ataupun HCG ( Hormon Chorionic Gonadothropin ) tak terbukti dapat mencegah keguguran beruntun. Belum ada persetujuan seberapa rendah kadar progesteron yang dapat menimbulkan keguguran sehingga dosisnyapun sering tidak tepat.

4. Thrombophilia.

Kelainan berupa darah gampang membeku, ini akan menyumbat pembuluh darah rambut yang menuju ari-ari sehingga dapat menyebabkan janin kurang oksigen dan nutrisi. Diperkirakan pada keguguran beruntun kejadian ini berkisar 15 %. Kelainan ini bersifat keturunan. Terdapat marker genetik berupa factor V Leiden dan Prothrombin G 20210 A mutasi. Pengobatan anti pembekuan.

Hal lain yang menyebabkan darah gampang membeku ádalah Anti Phospolipid Síndrome ( APS) dan HyperHomosistinuria. APS akan menggangu pembentukan plasenta dengan menghambat Endovascular Throphoblast Invasion dan mengganggu Desidualisai dengan cara menghambat STAT5 ( Signaling Transducer and Activation of Transcription 5), suatu Intra Celluler Signaling Pathway serta expresi Insulin Like Growth Factor Binding Protein ( IGFBP-1). Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan titer ACA dan ANA. Bila positip dapat menyebabkan keguguran 90 % pada usia kehamilan 7-13 minggu

HyperHomosistinuria karena kelainan metabolisme asam folat akibat dari adanya mutasi gene Methyline Tetra Hydrofolat Reductase (MTHFR) yaitu C6771 Plymorphisme, disertai rendahnya kadar asam folate, B6 dan B12.

Test yang dilakukan antara lain :

- Anti Phospatidil Serine

- PAI-1 level and activity

- Anti Thrombin III

- Prothrombin II mutation

- Protein C activity

- Prothrombin S activity

- Factor V Leiden

Pengobatan dengan Heparin (Low Moleculer Weight) dan Baby Aspirin. Jika PAI-1 tinggi diberikan metformin. Pada pemberian Heparin jangka lama perlu diberikan suplemenasi Calsium walaupun tak terbukti adanya penurunan densitas tulang dengan pemberian LMW heparin selama hamil. Tiap bulan dipantau PTT, Blood count dan Platelet level. Heparin dapat mengikat APL, antagonis terhadap Interferon Gamma, dan menurunkan Th1 Cytokine. Pengobatan asprin dan Heparin yang lama dapat terjadi resistensi sehingga refracter dengan pengobatan ini Pengobatan dengan Aspirin saja keberhasilan kehamilan 4 diantara 10. Gabungan Aspirin dan Heparin 7 diantara 10. Tanpa obat sama sekali 1 diantara 10.

5 Immune factor.

Janin mengandung unsur ayah, sehingga terjadi rejeksi oleh ibu. Pada incompabilitas HLA akibat Parenthal HLA Sharing ada peningkatan NK cell di uterus.

Pengobatan dengan :

IVIG ( Intra venous Immuno Globulin)

Injeksi dengan Leukosit Paternal

Infus membrane Thropobalst

Ini dilakukan pada kasus anexplained. Pengobatan ini banyak kalangan yang tidak setuju disamping karena hasilnya belum memuaskan juga karena efek samping yang berbahaya seperti reaksi transfusi, allergik syok dan hepatitis.

5. Faktor ovarium

Usia tua terjadi penurunan kwalitas ovum.

6. Life Style

Pola hidup dengan paparan kronis racun dari Nicotin, Alcohol, Coffein dan Drug dapat menyebabkan keguguran .

7. Infeksi .

Hal yang ditengarai dapat menyebabkan keguguran ; Listeriosis, Toxoplasmosis, Virus ( Rubella, Herpes Simpleks, Measlle, Coxsacke), Mallaria, Syphilis, Brucellosis, Bacterial Vaginosis (BV). Tetapi masih disangsikan dapat menyebabkan keguguran beruntun, sehingga tak perlu diperiksa.

8. AnExplained.

Sebanyak 50-75 %.

Pencegahan.

1. ANC dini.

2. USG Uterus.

3. Karyotyping pasutri.(pasangan suami istri)

4. .PA ( pathologi anatomi) embrio. Karyotyping embrio.

5. Pengobatan BV.( hasil Belum jelas)

6. Pengobatan APS.

7. Pengobatan Thrombophillia.

8. Pengikatan serviks pada Serviks Incompten.(Cerclage)

9. Terapi hormonal ( Thyroid, Diabetes). Progesteron & HCG ( Belum jelas).

10. Immunotherapy ( tak dianjurkan).

11. Perbaiki life style :

* Hindari alcohol, kopi, drug

* Suplementasi asam folat sebelum hamil

* Moderate excersice

* Kontrol berat badan

* Kontrol tekanan darah dan gula darah

* Hindari infeksi toxoplasma ( hindari lalapan, makanan setengah matang dan kucing dewasa, cuci tangan setelah berkebun dan sebelum makan pada saat hamil muda)

* Hindari makanan basi ( ada bakteri Listeriosis, Shalmonella, E Coli)

* Konseling Psikologi.

12. Pasutri tetap tenang , sabar dan mendekatkan diri kepada Tuhan, sebab walaupun dengan pemeriksaan ekstensip tidak ditemukan penyebab dan tanpa pengobatan masih ada kesempatan hamil cukup bulan sebanyak 60%